cropped-img_1028

Itulah pertanyaan yang sering dilontarkan banyak teman yang mengenalku, hampir tiga bulan ini aku belajar mengenakan Noqoof/Cadar ketika menghadiri tausiah, pengajian dan acara yang tak resmi. Awalnya mengenakan niqoof sebagai promosi untuk product cloting line hijab ku.

Pertama kali memakai Niqoof terus terang aku kesulitan bagaimana cara makanan masuk kemulut ku, kalo makan  belepotan dan lebih sering tumpah…hehe, hingga pada akhirnya aku memilih membungkus makanan untuk dibawa pulang. Bahkan sepupuku tak mau pergi bareng kalau aku mengenakan niqoof namun aku tetap memakainya.

Pernah ada kejadian sepupuku marah karena aku mengenakan niqoof ketika hendak makan direstoran hingga sepupu ku bilang kepada pelayannya ” Ini ada calon TKI mau berangkat ke Arab “, Aku bukan calon TKI yang hendak pergi ke Arab…jadi cuek ajah.

Reaksi dari temen-teman begitu foto aku memakai niqoof terpampang di medsos pertama kali :

  • Shock , Pasti yaaah…ini mah ga cuma temen keluarga juga shock berat sampe mamaku nyebut “Astagfirullah”…hihi
  • Disangka punya problem berat
  • Diduga karena patah hati
  • Dianggap sebagai pelarian…*Lari dari kenyataan mungkin..hehe*
  • Teroris
  • Yang lebih extreme adalah  dibilang ikut ajaran menyimpang…Duuuh Istigfar teman, jangan sembarangan nuduh…please

Ada beberapa teman sampai meluangkan waktu khusus untuk bertemu dan ingin melihat langsung keadaanku hingga tahap menyelidik…”Ada apa dengan kamu? cerita dong ? ” . Mau gimana lagi karena memang tak ada cerita kenapa tiba-tiba aku mengenakan niqoof. Hingga ada temanku yang menyuruh berlibur siapa tau dapat mengembalikan otakku yang agak bergeser…hahah

Sebenarnya aku ga full juga pake niqoof, dirumah juga ga pake atau jika ketemu teman dekan / sahabat aku tidak mengenakanya.

Setiap manusia akan mengalami prosesnya masing-masing entah Ia menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk di hadapan manusia atau Allah sesuai pilihannya.

Niqoof yang aku kenakan bukan simbol dari agama yang aku anut bukan pula sebagai dalil yang ingin aku perkuat.

Jangan pula beranggapan karena aku mengenakan niqoof aku sudah hafal Al-Quran dan Hadist lantas dianggap pantas menjadi guru…salah teman…Aku hanya manusia biasa yang masih harus banyak belajar dan hingga akhir hayatku tetap menjadi pelajar . Belajar menjadi wanita yang lebih baik dari masa laluku bukan orang lain.

Wajah dan telapak tangan bukanlah yang wajib untuk ditutupi, namun bagiku wajah adalah sumber maksiat dan zina yang nyata, dengan mengenakan niqoof setidaknya memperkecil tatapan banyak Pria yang bukan muhrim. Nyaman rasanya mengenakan niqoof jadi berasa disayang Allah karena setiap hari jadi lebih baik bahkan tukang parkir selalu mengucapkan salam, polisi gopek, penjaga tol selalu menjaga agar tak menyentuh jariku ketika menerima/mengambil uang.

Lantas bagaimana dengan pekerjaan ? emang udah ga butuh uang??…siapa didunia ini yang tak butuh uang, semua pasti butuh uang…setujuu kaan? hehe, uang bukan segalanya…uang bukan sumber kebahagiaan, tapi kalo ga ada uang repot juga…hahaha

Aku single fighter dimana semua kebutuhan harus dicari sendiri…Sediiiiih, harus membatalkan bahkan menolak banyak kerjaan tapi aku percaya Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dan halal…Aamiin

Entah untuk sesaat atau selamanya…semua hanya untuk menjadi lebih baik…Aamiin